BERNADYA!!!

Andi Natanael
4 min read4 days ago

--

Jika ditanyakan apa yang ingin aku rayakan di masa 23 tahunku hidup, menyaksikan langsung Bernadya bisa menjadi salah satu opsi terbaik. Kenapa Bernadya? Ya, sesederhana karena memang dia memiliki perpaduan suara dan visual yang menarik buatku. Kalau yang belum tahu Bernadya, aku sarankan buka aplikasi pemutar musik atau video. Ketik saja “Bernadya” dan coba dengarkan lagunya, pilih satu saja. Aku berani menjamin, pasti akan mengulik lagi siapa itu Bernadya.

Bernadya Ribka. Seorang penyanyi perempuan yang aku kagumi. Memang semua lagunya bernuansa sendu dan berisi tentang percintaan, tetapi aku suka dengan tipe-tipe lagu seperti itu. Tepat pada 27 Juni 2024, Bernadya mengadakan tur untuk album pertamanya. Sialnya, Hidup Harus Tetap Berjalan. Itu nama albumnya. Untuk turnya sendiri dinamakan “Tur Berjalan”. Kali ini aku memutuskan untuk mencoba menontonnya. Jujur, ini adalah pengalaman pertamaku menonton acara musik secara langsung dan betbayar. Makanya aku agak kikuk ketika masuk kesana.

Bernadya, Cakep Banget Yaa (Dok. Pribadi)

Pertunjukkan sebenarnya baru mulai pada pukul 20.30 malam. Namun untuk penukaran tiket sudah dibuka sejak pukul 18.00, mungkin untuk mencegah penumpukkan antrean. Aku akui, memang sedikit lama untuk menunggu Bernadya menampilkan keseluruhan lagu pada albumnya. Namun, aku rasa, semuanya terbayar lunas dengan penampilannya yang maksimal. Posisiku agak di tengah, tertutup oleh beberapa orang dan ponsel yang diangkat untuk dokumentasi. Aku juga melakukannya, walaupun tidak sebanyak mereka karena ponselku tidak memiliki kamera yang mumpuni. Makanya aku mencoba menulisnya saja untuk menambah ingatanku mengenai tur ini.

Dibalut dengan baju (mungkin modelnya dress) berwarna hitam dengan perpaduan kain renda yang semakin mempercantik Bernadya. Wajahnya yang sangat “menegangkan” ketika melakukan narasi sebelum memasuki lagunya menjadikan Bernadya semakin unik. Suaranya juga bagus. Bukan, bukan hanya ketika bernyanyi. Aku sulit mendefinisikannya, tetapi aku yakin kalau mendengar narasinya atau video di YouTube ketika dia berkegiatan, pasti akan suka. Poninya yang seperti saling menjauh antara rambut sisi kiri dan kanan menambah keanggunannya. Tatapan matanya juga membuat aku salah tingkah, padahal bukan aku yang dilihat. Ketika dia tertawa, seperti melihatnya di sisi yang lain. Aku beruntung bisa melihat penampilannya secara langsung. Oh iya, kalau masalah suara ketika bernyanyi, tidak beda jauh dengan apa yang ada pada video atau lagunya.

Poster Bernadya (Dok. Pribadi)

Ada 8 lagu pada album perdananya ini. Bernadya menyanyikannya sesuai fase-fase yang sudah dibagikannya di akun media sosial. Aku agak lupa urutan lagunya, tetapi aku tau semua lagu-lagunya. Oh iya, selain lagu-lagu pada albumnya, Bernadya juga menyanyikan dua lagu populernya, Satu Bulan dan Apa Mungkin. Walaupun beberapa kali aku tidak hafal liriknya, tetapi aku menikmati setiap lagunya. Diluar dokumentasiku kurang, aku selalu bernyanyi bersama penggemar yang lain. Aku cukup memaknai lagu-lagunya yang beberapa terasa “dekat” dengan apa yang aku alami. Bahkan sampai aku di rumah, suaraku sedikit serak karena beberapa kali aku berteriak ketika bernyanyi. Ah, tetapi menyenangkan.

Oh iya, sebelum aku menonton konsernya, aku menyempatkan diri melihat booth yang menjual berbagai pernak-pernik khusus yang dijual oleh tim Bernadya. Aku memilih baju yang bergambarkan Bernadya dan di belakangnya terdapat lagu-lagu pada album pertamanya ini. Untungnya, aku sudah gajian, jadinya masih ada uang untuk membeli hal yang menjadi pertanda bahwa aku menyaksikan pertunjukkan Bernadya. Setelah pembayaran, aku diminta untuk berfoto dengan salah satu orang yang bertugas menjaga booth. “Kita juga foto bukti penyerahan, jangan hanya pejabat doang,” kira-kira itu katanya kepadaku yang sebenarnya ada disebut nama dari pejabatnya. Akhirnya aku mengiyakan dan melihat kamera untuk berfoto.

Keadaan sejak antre mau masuk ke tempatnya cukup ramai. Dengan dominasi baju hitam, mereka (termasuk aku) masuk kesana. Sebelum masuk, tas kami diperiksa satu per satu. Barulah kami masuk dan duduk lesehan sembari menanti datangnya Bernadya.

Antrean Masuk Ruangan (Dok. Pribadi)

Walaupun melelahkan di tengah keramaian, tetapi ini menyenangkan. Apalagi tidak ada orang yang aku kenal. Aku jadi bebas untuk bernyanyi keras-keras tanpa perlu malu. Ya, walaupun pelajarannya adalah sesekali harus bawa teman ketika menonton konser agar tidak kikuk sendirian. Namun, ini pengalaman yang berharga.

Ah, kapan lagi ya Bernadya bersenandung? Kalau memang sempat, aku mau mencoba menontonnya lagi. Siapa tau selanjutnya aku sudah bersama gandengan ketika menontonnya? Dasar kamu!

--

--