Brainstorming Ala-ala

Andi Natanael
5 min readJun 22, 2024

--

Hari Sabtu, seperti biasanya, hari bermalas-malasan. Setelah hari Jumatnya lelah (lebih ke misuh-misuh), akhirnya datang juga hari Sabtu. Kalau bisa, setiap hari adalah Sabtu. Namun, darimana nanti uangnya? Atau, memangnya enak diam doang di rumah? Oh, tentu tidak. Makanya, hari Sabtu ini, aku coba untuk keluar rumah menggunakan sepeda motor. Mau kemana?

Sebenarnya perjalanannya baru dimulai pada jam 2 siang. Dari pagi sampai sebelum itu, aku hanya rebahan, rebahan, dan minum. Nggak makan, ‘kah? Tentu tidak. Seperti sayang saja kalau makan di hari libur, ‘kan tidak ada energi yang terpakai. Lah, aku saja kalau hari Sabtu, kegiatannya hanya tidur, tidur, dan tidur. Mungkin kalau ada yang mau ajakin aku jalan-jalan, boleh banget. Eh, tetapi diseleksi dulu, ya.

Yang Penting Foto Lokasi (Dok. Pribadi)

Aku sejujurnya bingung mau kemana. Aku keluarkan sepeda motor dari rumah dan menyalakannya. Tadinya mau aku suruh menyala sendiri, tetapi dia bukan seperti komentar para pemain sepakbola Indonesia, “menyala abangkuhh,” sembari disisipkan emotikon api membara. Oh iya, bensin sudah hampir menuju batas akhir. Lumayan ada destinasi untuk hari Sabtu ini: pom bensin. Sebelum itu, aku pergi ke minimarket untuk menarik uang di ATM sembari beli jajan. Setelah itu, aku menghampiri pom bensin yang letaknya tidak jauh dari minimarket tersebut.

Nah, dari pom bensin saja sudah ada keanehan. Tempat aku biasa isi bensin ternyata pindah sedikit ke depan. Awalnya aku lihat, “kok tumben nggak ada antrian?” Ternyata memang pindah tempat pengisiannya. Mungkin karena terakhir kali aku isi bensin disana kira-kira dua bulan lalu, pasti ada perubahan. Berharap perasaan dan respon dia juga berubah menjadi suka sama aku juga boleh tidak, sih? Ah, dasar aku!

Bensin sudah terisi dan sepeda motor bisa digunakan. Nah, kembali aku bingung. Namun ada satu cerita dari teman satu pekerjaanku mengenai mengisi hari libur. Dia melakukan brainstorming. Aku pikir awalnya kegiatan yang keren, seperti ikut diskusi publik, hadir di seminar umum, atau mungkin pergi ke suatu tempat untuk belajar hal baru. Ternyata, dia bermain PlayStation di tempat rental hingga berjam-jam. Istilah yang dia gunakan membuatku masih mengingat cerita itu. Akhirnya aku memutuskan untuk mencari tempat bermain PlayStation di lokasi yang aku sering bermain ketika masa SMA.

Parkir Bawah Tanah di Mal (Dok. Pribadi)

Letak rental PlayStation ini berada di dalam mal. Aku juga sudah cukup lama tidak kesana. Malnya sekarang tidak seramai saat aku SMA, bahkan ada cukup banyak kios yang tidak berpemilik. Untungnya aku berangkat siang hari, jadi masih ada kehidupan. Aku pernah sekali datang kesana saat sudah jam 7 malam, mulai sepi. Entah mungkin efek online shop, makanya banyak mal-mal kecil yang tadinya ramai menjadi sepi. Untungnya rental PlayStation ini masih buka, tidak sia-sia.

Sebelum aku masuk ke malnya, aku mencari parkiran motor terdekat. Biasanya aku parkir di luar, tetapi entah mengapa aku kepikiran untuk parkir di bawah tanah. Bahkan aku sampai mengelilingi mal satu kali untuk mencoba melihat petunjuk arah masuk parkiran di bawah tanah. Setelah ketemu, aku langsung turun dan mencari lahan parkir yang pas. Karena sepi, aku agak merasa tidak yakin kalau tempat parkirku adalah benar. Namun, aku mencoba untuk percaya diri saja parkir sepeda motor disana.

Sepeda Motorku yang Terparkir (Dok. Pribadi)

Foto diatas adalah foto letak sepeda motorku terparkir. Karena aku orangnya agak pelupa, makanya aku foto lokasi parkirnya. Ya, setidaknya jika lupa, aku bisa melihat kode tempat parkirnya melalui gambar yang aku punya. Ini cukup membantu banget. Sebuah tips di hari Sabtu.

Setelah menemukan tempat parkir, aku mencari pintu masuk malnya. Ternyata letaknya agak jauh. Aku berjalan beberapa meter, kira-kira semenit berjalan kaki hingga masuk ke dalam pintu malnya. Ya, lumayan bisa melihat sepinya parkiran disana. Untungnya tidak ada mobil yang sedang mencari parkir, jadinya aku agak bebas untuk berjalan kesana-kemari. Akhirnya aku menemukan pintunya.

Setelah masuk ke malnya, aku mencari tempat rental PlayStation yang akan aku datangi. Sembari mencari, aku melewati beberapa tempat. Ada tempat atau tenant yang memang masih buka dari masa aku SMA, seperti penjual aksesoris dan kursi refleksi. Ada juga beberapa yang baru aku lihat seperti toko jual kasur. Namun ada satu titik, mungkin ini titik tengahnya dari mal itu. Disana sering dijadikan tempat untuk acara-acara keramaian, sama seperti Sabtu ini. Ternyata ada acara untuk peringatan HUT Jakarta yang ke-497. Isinya ada sekumpulan anak kecil dan satu bapak-bapak yang menjadi leader yang memandu acara. Joget-joget, sepertinya asyik juga. Aku menonton sejenak dan melihat keseruan mereka dari lantai diatasnya.

Acara di "Titik Tengah" Mal (Dok. Pribadi)

Setelah melihat acara itu, aku kembali melanjutkan pencarian ke tempat brainstorming. Akhirnya ketemu juga. Namun ternyata di dekat rental PlayStation tersebut ada acara perpisahan TK. Makanya cukup ramai dan aku merasa agak terganggu karena tidak terlalu suka keramaian. Namun tidak menjadi masalah besar. Setidaknya aku sudah datang dan sampai ke tempat tujuanku hari ini.

Namun sebelum aku memesan tempat untuk bermain, aku juga melihat-lihat acara perpisahan TK yang ada di dekat sana. Jujur, aku merasa kagum dengan orang tua yang masih mau menemani anaknya menghadiri kegiatan, apalagi seorang ayah. Ya, walaupun menurut salah satu akun Twitter yang mengaku sebagai ahli investasi, kegiatan seperti itu tidak penting dan harusnya seorang ibu saja yang ikut.

Acara Pelepasan TK (Dok. Pribadi)

Akhirnya aku mendapat tempat untuk bermain PlayStation dan gim yang aku pilih adalah sepakbola. Ya, aku memang hobi dan suka hal-hal yang berkaitan dengan sepakbola. Aku juga suka menonton sepakbola. Siapa tau nanti ada pertandingan sepakbola yang secara waktu dan tempat dan pertandingan masih layak ditonton, bisa kali nanti kita menontonnya bareng? Siapa tau bisa jadi nonton bola date, ‘kan?

Sebenarnya permainan yang aku lakukan tidaklah penting. Tanganku cukup kaku memegang stick karena sudah lama tidak bermain PlayStation. Makanya cukup sering kalah. Namun esensinya bukan menang dan kalah. Aku bisa sejenak lari dari kenyataan dan pindah ke dunia lain yang bernama gim PlayStation. Ternyata seseru ini ya melakukan brainnstorming ala-ala seperti bermain PlayStation. Mungkin nanti aku rencanakan perjalanan jauh seperti ke Solo kemarin, kali ya? Bandung bisa sepertinya. Kenapa Bandung?

Sudut Pandang Bermain PlayStation (Dok. Pribadi)

--

--