Geser Banyak ke Stasiun Duri

Andi Natanael
4 min readJun 21, 2024

--

Karena tulisan ini dibuat saat hari Jumat, aku mencoba untuk naik KRL dari stasiun transit, Stasiun Duri. Kalau dari rumah, jarak ke Stasiun Duri kurang lebih 8,5 kilometer. Bisa dua kali lipat dari stasiun yang paling dekat dari rumahku. Namun karena aku mengendarai sepeda motor, jadinya tidak masalah untuk bergeser sedikit (ini lebih ke geser banyak) ke Stasiun Duri.

Sudut Pandang dari Peron 2 di Stasiun Duri (Dok. Pribadi)

Aku bangun tidur pada pukul 4.00, pagi banget, ‘kan? Namun aku tidak keluar kamar, melainkan memainkan ponsel sembari melihat kebobrokan timnas Inggris di Euro 2024. Oh iya, karena sekarang lagi gelaran Euro Cup dan Copa America, aku cukup sering melihat perkembangan atau hasil pertandingannya. Sejujurnya mau menonton langsung di televisi, tetapi aku tidak sekuat saat kuliah dulu ketika masih tahan untuk begadang hingga jam 4 pagi. Makanya, adanya media sosial seperti Instagram dan Twitter membantu aku tetap update informasi. Ah, sudah-sudah, nanti saja kita hina The Three Lions itu dengan pelatihnya yang wadidaw.

Setelah bergolek setengah jam, aku turun ke lantai bawah dan sedikit membantu ibu untuk memasak. Sebenarnya tidak membantu, hanya lihat-lihat saja sembari mencuci piring. Ini sebenarnya rutin aku lakukan tiap pagi kalau aku sedang tidak malas. Masalahnya, aku keseringan malas dan pura-pura tidur lagi. Dasar anak tidak tau diuntung (maaf terlampau kasar).

Sesudah itu, aku biasanya mengadakan doa pagi dengan ayah dan ibuku. Lagi-lagi, ini kegiatan rutin, bahkan kalau aku terlambat bangun pun, kegiatan ini masih dilakukan. Setelah doa pagi, aku sarapan dan kembali memainkan ponselku. Perut kenyang, saatnya mandi untuk siap-siap misuh-misuh dan menjadi bete selama sehari di kerjaan. Bukannya tidak bersyukur, tetapi sudah terlampau lelah. Setelah siap, aku pamit dan pergi mengendarai sepeda motor dengan cukup satset.

Satpam di Stasiun Duri (Dok. Pribadi)

Di perjalanan, tiba-tiba aku terpikir untuk naik KRL dari Stasiun Duri saja. Aku membuka aplikasi Google Maps dan waktu perkiraan sampai kesana kurang lebih 30 menit. Aku rasa masih aman karena aku jalan dari rumah pada pukul 5.50 pagi. Jam masuk kerja yakni pukul 8.00, menurutku tidak akan terlambat. Walaupun ketika perjalanan, sempat berpikir untuk naik dari stasiun yanh biasa aku datangi, tetapi aku kekeuh untuk tetap naik KRL dari Stasiun Duri.

Aku tidak terlalu pandai membaca maps, makanya sempat sekali salah belok dan masuk ke perkampungan. Di maps ditunjukkan agar masuk ke kiri setelah lewat jalan kampung, ternyata tidak ada jalan di kiri. Akhirnya aku putar balik dan keluar ke jalan besar untuk mencari jalan yang lebih baik. Untungnya, jalan kedua ini jauh lebih baik. Sepanjang jalan, aku sesekali melihat ponsel untuk mengecek apakah jalanku benar atau tidak. Dan, untungnya benar dan bisa sampai di Stasiun Duri dengan selamat.

Aku sampai di Stasiun Duri pada pukul 6.32 pagi. Setelah aku mencari tempat untuk memarkir sepeda motor, aku mengeluarkan kartu “ajaib” agar bisa masuk ke KRL. Ketika melihat papan jadwal, kereta datang kira-kira 5 menit lagi. Aku berjalan santai masuk ke peron dan menunggu kereta datang. Datanglah kereta ke arah Bekasi pada pukul 6.37 dan aku menunggu tepat di belakang garis kuning. Dan yang mengagetkan adalah keretanya sepi, banget.

KRL Tujuan Bekasi, Hanya Sampai Bekasi (Dok. Pribadi)

“Hah, ini cepat juga datangnya, malah kosong pula,” batinku merasa senang. Tidak ada antrian, tidak ada sikut-sikutan, hanya ada ketenangan yang aku dapat. Masuklah aku ke dalam kereta dan memilih tempat duduk yang nyaman, di pojokkan. Lumayan bisa bersandar dan badan jadi tidak kaku. Enak juga ya, biasanya sulit dapat tempat duduk dan harus desak-desakkan dengan lautan manusia. Eh, sekarang malah tenang.

Kemudian, jalanlah KRL itu dengan baik dan aman. Melewati Stasiun Tanah Abang, Sudirman, Manggarai, dan sampai ke tujuanku. Memang ketika transit di Manggarai, kereta cukup lama berhenti. Ketika aku menulis ini, kereta masih diam dan entah apa yang ditunggu. Namun semuanya tidak terasa berat karena aku dapat tempat duduk. Benar-benar asyik.

Keadaan Bangku di Depan Ketika Baru Naik (Dok. Pribadi)

Bisa saja aku sok-sokan berdiri biar terlihat keren. Namun, fisikku memang tidak mau diajak keren-kerenan. Lebih baik duduk manis, melihat orang-orang yang keluar masuk kereta, dan duduk manis lagi sembari menulis disini. Aku sebenarnya bawa buku bacaan, tetapi nanti saja saat perjalanan pulang. Entah jam berapa aku pulang dari kantor, mungkin ini aku menjalankan hari-hari terakhir disana? Memangnya sudah ada rencana ke depannya? Tentu ada, makanya aku sepertinya mempertimbangkan untuk selesai disana. Semangat, aku!

--

--