Jangan Jatuh Cinta di Kereta

Andi Natanael
3 min read4 days ago

--

Pernah nggak suka sama orang? Kalau ini pasti semuanya pernah, dan mungkin lagi ada di fase seperti ini. Namun kalau tiba-tiba tertarik sama orang di transportasi umum? Misalnya seperti di KRL atau di TransJakarta yang banyak sekali memuat manusia dengan berbagai macam arah pulang. Aku sering di momen seperti ini dan kali ini aku merasakannya lagi. Oke, saatnya aku menulis lagi tentang cinta yang entah kapan aku dapat.

Setelah menjalani hari yang memuakkan (lagi), aku kepikiran untuk pulang berjalan kali menuju stasiun. Lumayan jauh sebenarnya, tetapi aku merasa puas. Sedikit berjalan kaki bisa membuang energi negatif yang ada di diriku. Sekalian berolahraga. Aku sangat jarang untuk menggerakkan tubuhku. Biasanya kalau hari Sabtu, aku sukanya rebahan. Makanya, berjalan kaki ke stasiun jadi alternatif untuk olahraga.

Photo by Aleksandr Popov on Unsplash

Nah, saat itu aku naik kereta pada pukul 6 sore. Waktu tersebut merupakan waktu banyak orang baru saja selesai dari pekerjaannya. Keadaan kereta saat itu memang tidak terlalu ramai, makanya tidak terlalu berdesakan. Oh iya, sebenarnya sebelum aku naik ke keretanya, ada satu kereta yang tujuannya sama. Namun aku tidak jadi naik karena mau duduk sebentar dahulu akibat cukup kelelahan setelah berjalan. Untungnya tidak lama dari situ, kereta selanjutnya dengan tujuan yang sama kembali lewat.

Masuklah aku ke kereta setelah berhenti di depan peron. Kemudian aku mencoba mencari tempat duduk. Dan sesuai ekspektasi, aku berdiri. Iya, menemukan tempat duduk di kereta pada saat jam ramai adalah sebuah kemewahan. Aku sudah terbiasa berdiri, makanya tidak terlalu emosi jiwa kalau di keadaan seperti itu. Bergeraklah kereta ke stasiun selanjutnya. Belum, ini belum momen pertemuan aku dengan perempuan yang menurutku cantik.

Nah, setelah ke stasiun selanjutnya, dia masuk ke kereta. Dia juga berdiri. Sempat ditawari untuk duduk oleh bapak-bapak, tetapi dia memilih tetap berdiri. Dia berdiri di dekatku, di arah pintu. Makanya aku bisa melihat wajahnya. Apalagi dia tidak menggunakan masker. Aura kecantikannya terlihat jelas.

Photo by Valentin Antonini on Unsplash

Oke, sedikit aku deskripsikan. Perempuan ini bisa dibilang cukup tinggi. Gaya berpakaiannya juga sederhana, kemeja putih dan celana panjang berwarna merah muda. Jujur aku tidak terlalu paham jenis-jenis pakaian. Dia membawa tas jinjing berwarna putih dengan gambar kartun bertuliskan “Jaehyun”. Matanya sedikit lebar, bibirnya agak tebal, dan rambunya pirang dengan diikat rapi sembari menyisakan sedikit anak rambut sebagai poni. Senyumannya manis. Aku sulit menggambarkan dia seperti siapa. Intinya cukup menarik di mataku.

Aku sebelumnya tidak ngeh dengan keberadaan dia. Setelah beberapa saat, aku membuka maskerku dengan harapan aku bisa dilihat olehnya. Aku sengaja untuk tidak berpindah posisi ketika kereta berhenti di stasiun selanjutnya. Biasanya ada orang masuk, aku akan bergeser, saat itu tidak. Aku takutnya dikira sebagai orang jahat, padahal tidak. Tadinya mau minta akun media sosialnya, tetapi aku sangat tidak percaya diri karena sepertinya aneh. Lebih kepada di kereta juga tidak diperkenankan untuk berisik karena takut mengganggu penumpang lain.

Stasiun dia turun berbeda denganku. Dia turun terlebih dahulu. Aku tadinya mau ada adu mata ketika dia turun, ternyata dia langsung berlari tanpa menghadap kereta lagi. Ya, aku senang juga bisa punya momen seperti itu. Walaupun agak menyesal karena tidak ada interaksi, tetapi menyenangkan juga.

Nah, pesan moralnya adalah (loh) jangan cepat suka sama orang di tempat random. Apalagi kalau tidak ada interaksi disana. Memang cukup aneh juga bisa gampang suka sama seseorang. Mungkin namanya kagum? Ah, semoga bisa dipertemukan lagi dengan dia (dasar).

--

--